Becek, kotor , berlumpur… wah ternyata gua populer
ini tidak demikian. Jalanannya sudah dibuat nyaman untuk para pengunjungnya.
Jangan khawatir baju kotor, kecuali kalau memang ikut paket eksplorasi gua yang
sesungguhnya. Total panjang gua yang bisa dijelajah adalah sekitar 20 km. Bisa ditengok
tuntas selama 4 hari, sedangkan kami hanya melihat seperempatnya saja. Salut
sekali dengan orang-orang yang pertama kali mengeksplor gua ini di hampir dua ratus
tahun yang lalu, dengan peralatan yang seadanya bisa mengeksplor dunia bawah
tanah yang gelap gulita.
Api unggun di depan mulut gua |
Minus 5 derajat
di Klagenfurt pagi itu. Tujuan kami berikutnya di liburan winter ini adalah objek wisata yang ada di
Postojna, sebuah kota di Slovenia, berjarak 1,5 jam dari basecamp. Kami berangkat tak sempat sarapan di
rumah, supaya bisa mengejar jadwal kunjungan gua yang jam 10 pagi.
Tepat jam 10 kami tiba di parkiran gua. si uda langsung bergegas
ke tempat penjualan tiket. Setelah
itu kami pun berlari menuju pintu masuk gua yang letaknya ternyata berjauhan dengan
tempat membeli tiket. Syukurlah
kami masih diberi kesempatan. Kalau tidak,
kami harus menunggu beberapa jam lagi untuk termin masuk berikutnya.
Mulut gua dihias lampu biru |
Dari pintu masuk kami digiring menuju sebuah kereta kecil.
Tempat duduknya sudah hampir penuh, hanya baris paling belakang yang masih
kosong. Setelah kami duduk, kereta
langsung jalan, membawa penumpangnya menuju perut gua yang umurnya sudah ribuan tahun.
Setibanya di
dalam, kami diajak untuk ikut tour berjalan kaki sepanjang rute 1 km, dipandu melihat
detail isi gua yang terbentuk salah satunya karena abrasi sungai bawah tanah.
Stalagtit muda menjulai seperti Spaghetti, kata om Mario |
Gua dengan rekor
pengunjung terbanyak sedunia ini, dibagi menjadi beberapa ruang. Ketika menaiki kereta, melewati concert hall, yakni ruangan besar yang bisa digunakan untuk pertunjukan orkestra. Kami juga diajak menuju ruangan yang bernama great mountain, titik tertinggi di gua
tersebut. Ruang lainnya ada yang disebut white chamber, karena ruangan tersebut
berwarna putih, stalagtit dan stalagmit yang terbentuk pun warnanya putih, ditambah
kedipan bening dari kristal di bebatuan. Sangat cantik.
Kolam air dalam gua di White chamber |
Ketika itu, kami
berada 120 meter di bawah permukaan tanah. Jika lampu-lampu yang memperlihatkan
keindahan stalagtit dan stalagmit dimatikan, gelap gulita tak ada cahaya masuk
sama sekali. Tak ada tumbuhan maupun hewan besar. Satu-satunya hewan yang
menghuni gua ini adalah makhluk air, salamander yang tak berpigmen dan mampu berpuasa,
tak makan, selama 8 tahun. Maklum dalam gua ini tak banyak nutrisi.
stalagmit berwarna putih yang diberi nama Brilliant berdiri disamping stalagmit kuning, menjadi simbol gua |
Banyak stalagmit
yang berbentuk aneh sesuai imajinasi kita. Mario si pemandu lebih sering
menyebut nama makanan untuk mendeskripsikan setiap stalagmit yang ada. ada yang
bentuk pancake, tumpukan es krim vanilla, ada juga yang menyerupai menara pisa.
Tak terbayangkan berapa tahun lamanya stalagmit tersebut terbentuk, karena untuk
mencapai tinggi 1 cm saja dibutuhkan
waktu sekitar 100 tahun.
Sungai besar di bawah tanah yang melewati gua ini yang juga berperan dalam mengikis bebatuan dan membentuk gua secara alami |
2 pasang stalagtit dan stalagmit yang berciuman |
0 comments:
Post a Comment