"Tuan dan Nyonya, aku sudah tak kuat lagi, menahan sesak ditubuhku. Semua yang ku terima tak bisa aku tolak, hingga penuhlah ragaku. Sepertinya aku akan meledak jika engkau isi lagi. Tolong berilah aku sedikit ruang, jangan sampai aku hancur karena aku sudah tak kuat lagi."
Mungkin itu teriakan lemari pakaian kami yang sudah dijejali dengan baju. Kami tergolong jarang membeli pakaian, tapi ketika pulang ke Indonesia tahun lalu, kami sengaja belanja di sana dan membawanya ke Aachen pakai post laut. Konon katanya post laut lebih murah ketimbang post udara. Jadi kami merasa leluasa mengirim barang ke jerman hingga berkardus-kardus yang setiap kardus, beratnya sedikit kurang 20 Kg.
Tentunya sekarang isi kardus itu sudah membuat sesak rumah kami yang tergolong mungil ini. Salah satu yang kena dampaknya adalah lemari pakaian kami. Kami merasa ingin sekali beli lemari lagi, tapi di kamar sudah tak ada ruang untuk menampung furniture baru. Menerima kenyataan pahit ini, akhirnya kami harus mensortir kembali pakaian tersebut.
Menurut teman, emang lazimnya mensortir lemari pakaian itu dilakukan setiap 6 bulan sekali. Prinsip lain untuk menghindari lemari yang berjejalan adalah, jika membeli satu pakaian maka satu pakaian lama harus dikeluarkan dari lemari.
Tapi ternyata proses sortir ini bagi saya sangat susah, ditambah kalau masih ada perasaan sayang untuk dibuang. Apalagi ketika ada baju yang memiliki kenangan tersendiri, dibelikan oleh seseorang yang kami sayangi. Selain itu, sebagian besar baju-baju tersebut dibuang bukan karena sudah jelek, melainkan ukurannya yang sudah tidak memungkinkan. Beberapa bulan yang lalu saya masih optimis untuk membuat badan saya seperti semula. Tapi akhir-akhir ini saya sudah menyerah. Andaikan kami berada di kampung halaman. Tentunya baju-baju yang cuman saya pakai satu atau dua kali itu bisa diberikan ke tetanggga-tetangga yang biasanya sangat senang menerimanya. Tapi disini siapa yang mau?
View Altkleidercontainer des DRK in der StädteRegion Aachen in a larger map
Di Jerman, membuang barang-barang tidak boleh sembarangan. Setiap jenis barang seperti sampah organik, sampah kertas, sampah barang-barang elektronik, benda pecah belah seperti gelas, harus dipisah dan di buang sesuai tempatnya. Termasuk juga pakaian, kain dsb harus dibuang di tempat penampungan yang ada di setiap pemukiman (untuk di Aachen seperti yang tercantum di peta).
Altkleidercontainer (kontainer untuk baju-baju bekas) menampung semua baju yang sudah tidak di pakai. Dalam jangka waktu tertentu kontainer tersebut akan dikosongkan dan isinya akan disortir kembali. Jika pakaian tersebut masih layak pakai, maka akan disumbangkan pada yang membutuhkan. Tapi jika pakaian tersebut sudah jelek, robek, tak layak pakai, maka akan diolah kembali menjadi sesuatu yang berguna, seperti kain-kain pembersih etc.
Altkleidercontainer (kontainer untuk baju-baju bekas) menampung semua baju yang sudah tidak di pakai. Dalam jangka waktu tertentu kontainer tersebut akan dikosongkan dan isinya akan disortir kembali. Jika pakaian tersebut masih layak pakai, maka akan disumbangkan pada yang membutuhkan. Tapi jika pakaian tersebut sudah jelek, robek, tak layak pakai, maka akan diolah kembali menjadi sesuatu yang berguna, seperti kain-kain pembersih etc.
Akhirnya kami pun harus merelakan pakaian-pakaian tersebut dari pada lemari kami jebol. Semoga pakaian tersebut tetap berguna dimanapun berada meskipun hanya jadi kain pel.
0 comments:
Post a Comment